Jumat, 04 Desember 2009

Fenomena Sosial di Indonesia: Upacara Mitoni

Tradisi upacara ini sudah berjalan sejak nenek moyang di Jawa. Upacara ini diadakan pada seorang perempuan Jawa yang masih percaya dan hamil pertama kalinya. Sedangkan sang suami juga ikut dalam upacara tersebut.
Asal mitonneloni berasal dari kata “miton” yang berarti tujuh yaitu perempuan yang hamil selama tujuh bulan, sedangkan “nelon” berarti 3 bulan lamanya dalam kehamilan. Lalu orang Jawa memberi nama mitonneloni yaitu memperingati seseorang perempuan yang hamil pertama kali dan waktu tiga bulan dan 7 bulan dan menyambut kelahiran. Konon ceritanya orang yang masih percaya kalau tidak diadakan maka kelahirannya akan terganggu, dan orang Jawa khususnya sesepuh masih kental dengan hal – hal tersebut.

Pada masa kehamilan, pada umumnya masyarakat Jawa hanya melaksanakan Upacara Tradisi Ngliman (hamil 5 bulan) dan Mitoni (hamil 7 bulan). Upacara Tradisi Mitoni ini bertujuan menolak bala dan mohon keselamatan bagi anak yang sedang dikandung dan sang ibu yang mengandung. Selain Mitoni, tradisi ini disebut juga Tingkeban. Perlengkapan upacara yang diperlukan adalah sebagai berikut:
- Golongan bangsawan: Sajen: tumpeng robyong, tumpeng gundul, sekul asrep-asrepan, ayam hidup, sebutir kelapa, lima macam bubur dan jajan pasar. Kenduri: nasi majemukan, tujuh pasang nasi, pecel ayam, sayur menir, ketan kolak, apem, nasi gurih, ingkung, nasi punar, ketupat, rujak dan dawet, emping ketan, air bunga dan kelapa tabonan.
- Golongan rakyat biasa : Sajen: sego jangan, jajan pasar, jenang abang putih, jenang baro-baro, emping ketan, tumpeng robyong, sego golong, sego liwed dan bunga telon. Kenduri: sego gurih, sego ambengan, jajan pasar, ketan kolak, apem, pisang raja, sego jajanan, tujuh buah tumpeng, jenang, kembang boreh dan kemenyan.

Tingkeb artinya tutup, sehingga tingkeban merupakan upacara penutup selama kehamilan sampai bayi dilahirkan. Upacara ini dilaksanakan pada umur kehamilan tujuh bulan di waktu setelah maghrib, dan dihadiri oleh si ibu, suami, keluarga, dukun dan ulama. Terdapat makanan pantangan yaitu ikan gabus/sungsang, daging yang bersifat panas, belut, kepiting, buah durian dan maja.

Upacara ini terbagi menjadi dua:
1. Mitoni untuk calon ibu yang akan mempunyai anak pertama dengan tambahan siraman
2. Mitoni untuk anak kedua dan seterusnya hanya dilakukan slametan kendhuri


(diambil dari: www.google.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar